Langsung ke konten utama

Postingan

Kas Masjid Mandek, Umat Menanti Ekosistem Ekonomi dari Masjid

Ekosistem Masjid dan Uang Mengendap: Saatnya Bergerak Lebih dari Sekadar Renovasi Mimbar 📍 Opini Sosial-Keagamaan oleh: Dimas Fajri Adha 🔖 Untuk publikasi LinkedIn, Juli 2025 Masjid dalam banyak narasi di khutbah sering disebut sebagai “pusat peradaban”. Namun ketika kita menengok realita lapangan, banyak masjid hari ini hanya menjadi pusat renovasi, bukan pusat solusi. Kas masjid di perumahan elite bisa mandek di angka 30 juta rupiah selama bertahun-tahun. Bukan karena tidak ada jamaah, tapi karena tidak ada visi. Sementara, dua kilometer dari sana, di kampung sebelah, ada anak-anak putus sekolah bukan karena SPP mahal, tapi karena orang tua mereka bahkan tidak sempat berpikir sejauh itu. Mereka sibuk berpikir besok makan apa. Padahal, SD negeri masih gratis. Namun kemiskinan struktural bukan cuma soal uang—tapi soal tidak adanya ekosistem berpikir jangka panjang di sekitarnya. Dari Dana Dorman hingga Dana Donatur yang Mandek Beberapa waktu lalu, Pusat Pelaporan dan Anal...

kolektif Ummat : Blue Gold, Ulama, dan Krisis Arah

Blue Gold, Ulama, dan Krisis Arah Ketika Air Jadi Komoditas, dan Umat Kehilangan Kompasnya Oleh: Dimas Fajri Adha Lead (Teraju): Air kini bukan sekadar kebutuhan biologis, tapi simbol kuasa. Ketika ia dikemas, dijual, dan dikuasai oleh segelintir pihak, umat yang besar ini justru terdiam—tak tahu harus bersuara ke mana. Di sinilah kita bertanya: di mana peran ulama dalam membela sumber kehidupan itu? 1. Air, Komoditas, dan Konsep “Blue Gold” Dalam literatur lingkungan global, istilah “Blue Gold” (Barlow & Clarke, 2002) mengacu pada transformasi air dari hak dasar manusia menjadi komoditas ekonomi. Proses ini muncul saat negara membuka ruang privatisasi atas sumber air, dan menjadikannya ladang bisnis melalui industri air minum kemasan atau infrastruktur berbayar. Menurut World Bank (2022) dan kajian UNESCO WWAP, pada tahun 2030 lebih dari 40% populasi dunia akan menghadapi kelangkaan air. Di Indonesia, laporan WALHI dan AMRTA Institute menunjukkan beberapa sumber mata a...

Polarisasi Aqidah di Balik Pluralisme dan Forum Interfaith

Waspada Jualan Agama Abrahamik Polarisasi Aqidah di Balik Pluralisme dan Forum Interfaith 🖋️ Oleh: Dimas Fajri Adha Abu Dhabi kini menjadi sorotan dunia setelah meresmikan Abrahamic Family House, kompleks tiga tempat ibadah—masjid, gereja, dan sinagoga—yang diklaim sebagai simbol persaudaraan antarumat beragama. Namun, bagi sebagian kalangan Muslim, proyek ini menyimpan kekhawatiran mendalam: apakah ini bentuk toleransi, atau pengaburan aqidah yang dibungkus rapi? 🔍 Toleransi atau Normalisasi Sinkretisme? Istilah “Agama Abrahamik” kembali mengemuka dalam wacana global. Secara historis, istilah ini mengacu pada tiga agama besar yang mengklaim sebagai pewaris ajaran Nabi Ibrahim: Islam, Kristen, dan Yahudi. Namun dalam praktiknya, istilah ini digunakan untuk menyatukan agama-agama itu dalam satu platform ideologis, demi agenda global bernama "perdamaian lintas iman". “Seruan untuk menyatukan agama-agama adalah kekufuran kepada Allah, karena itu berarti mendustakan Al-Qur’an d...