Langsung ke konten utama

Silaturahmi Alumni PKU MUI Bekasi Timur: Memperkuat Dakwah Moderat di Era Digital

Bekasi Timur, 17 Mei 2025 — Para alumni Pelatihan Kader Ulama (PKU) MUI Bekasi Timur menggelar silaturahmi lintas angkatan dalam suasana santai namun penuh makna. Meskipun bersifat informal, pertemuan ini menjadi ruang penting untuk memperkuat jejaring, menyelaraskan visi dakwah, dan menumbuhkan semangat kolaborasi di tengah arus perubahan zaman.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua MUI Bekasi Timur, Drs. KH. Muhammad Arsyad, MA, yang memberikan nasihat dan berbagi kisah perjalanan dakwahnya sejak muda hingga kini aktif sebagai dosen dan pembina umat. Kisah beliau menjadi inspirasi tersendiri bagi para dai muda untuk terus konsisten berdakwah dengan pendekatan yang relevan dan membumi.

Turut hadir Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Bekasi Timur, Drs. KH. Nur Rasyid, M.Si, yang menekankan pentingnya kesinambungan kaderisasi ulama serta membangun komunikasi antaralumni sebagai bekal dakwah berkelanjutan.

Di antara peserta, hadir pula Dimas Fajri Adha dan Muhammad Ulul Albab, alumni PKU angkatan ke-4 Kota Bekasi yang kini aktif sebagai Ketua dan Wakil Forum DAWAI (Dai Wasathiyah Indonesia). Mereka, bersama peserta lainnya, menyampaikan refleksi dakwah kekinian, dan mengaku terinspirasi oleh kisah perjuangan Ketua MUI dalam menyebarkan nilai Islam secara moderat dan konsisten sejak muda.

Silaturahmi ditutup dengan makan malam sederhana yang semakin mempererat suasana kekeluargaan. Hidangan soto hangat dan buah segar menemani diskusi ringan yang tetap berisi. Para alumni bersepakat untuk menjaga kesinambungan pertemuan semacam ini dan berkomitmen melanjutkan kontribusi nyata di tengah masyarakat melalui dakwah yang bijak, inklusif, dan solutif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Life's Too Short to Worry So Much

Life’s Too Short to Worry So Much: Inspirasi untuk Jiwa yang Terlalu Sibuk Cemas Oleh : Dimas Fajri Adha, SE. Kita hidup di zaman yang menuntut banyak hal: performa tinggi, stabilitas finansial, relasi yang ideal. Akibatnya, banyak dari kita terjebak dalam overthinking. Kita takut gagal, takut miskin, takut ditinggal, takut tidak mencapai ekspektasi dunia. Tapi, pertanyaannya: apakah hidup ini memang untuk dicemaskan? Ataukah untuk dijalani dengan tenang dan iman yang matang? Hidup ini terlalu singkat untuk kita habiskan dalam bayang-bayang kecemasan. Dunia ini bukan untuk dimiliki, tapi untuk dilalui—dengan sabar dan syukur. 1. Perspektif Ilmiah: Kecemasan dan Kerusakan Sistemik Studi dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa stres kronis dapat merusak sistem imun, mempercepat penuaan sel, dan menjadi penyebab utama penyakit jantung, tekanan darah tinggi, bahkan depresi. Dalam bahasa ringkas: terlalu banyak cemas membuat kita “mati lebih cepat” secara fisik dan psikis....

Forum DAWAI Gelar Halalbihalal: Satukan Semangat Dakwah Wasathiyah di Bekasi Timur

Bekasi, 4 Mei 2025 — Forum Dai Wasathiyah Indonesia (DAWAI) menyelenggarakan kegiatan halalbihalal berlokasi di area Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur. Acara ini menjadi momen penting untuk mempererat ukhuwah dan merawat semangat dakwah di tengah dinamika zaman yang terus berubah. Acara ini turut mengundang sejumlah tokoh penting sebagai bentuk dukungan dan pembinaan terhadap gerakan dakwah para dai muda. Hadir dalam kesempatan tersebut KH. Drs. Nur Rasyid, M.Pd.I., M.Si. selaku perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Bekasi Timur, para alumni senior Program Kaderisasi Ulama (PKU) MUI Kota Bekasi dari angkatan I hingga III, serta para dosen pembina PKU, seperti KH. Jamalullail, Lc. dan Dr. Sa’dullah, M.Si.. Kehadiran mereka memberikan warna tersendiri bagi Forum DAWAI—yang dibentuk oleh alumni PKU angkatan IV—dalam upaya memberikan arahan, masukan, dan semangat kepada para dai muda agar mampu menjadi pelanjut estafet dakwah di Kota Bekasi secara cerdas, konsisten, ...

DASAR-DASAR MANTIQ (Logika Dasar dalam Islam)

Level Pemula: Untuk Dakwah dan Tadabbur 1. Apa Itu Mantiq? Definisi: Mantiq secara bahasa berarti “ucapan yang runtut.” Secara istilah, mantiq adalah ilmu yang mempelajari cara berpikir yang benar agar terhindar dari kesalahan dalam memahami atau menyimpulkan sesuatu. Dalil Indikatif: > “Afala ta'qilun?” – (Apakah kalian tidak berpikir?) – (QS. Al-Baqarah: 44, dan banyak lainnya) → Al-Qur’an mendorong penggunaan akal yang benar. Ungkapan "afalฤ ta‘qilลซn" (ุฃَูَู„َุง ุชَุนْู‚ِู„ُูˆู†َ) yang bermakna "maka apakah kalian tidak menggunakan akal?" adalah ungkapan Al-Qur’an yang sering diulang dalam konteks seruan untuk berpikir, merenung, dan menggunakan akal sehat. Dalil dan Referensinya Frasa "ุฃَูَู„َุง ุชَุนْู‚ِู„ُูˆู†َ" muncul dalam banyak ayat, di antaranya: 1. Surah Al-Baqarah ayat 44 > ุฃَุชَุฃْู…ُุฑُูˆู†َ ูฑู„ู†َّุงุณَ ุจِูฑู„ْุจِุฑِّ ูˆَุชَู†ุณَูˆْู†َ ุฃَู†ูُุณَูƒُู…ْ ูˆَุฃَู†ุชُู…ْ ุชَุชْู„ُูˆู†َ ูฑู„ْูƒِุชَู€ٰุจَ ۚ ุฃَูَู„َุง ุชَุนْู‚ِู„ُูˆู†َ > “Mengapa kamu menyuruh orang lain berbuat kebajikan, sedangka...