Langsung ke konten utama

WAKAF: STRATEGI DAKWAH DAN FONDASI PERADABAN ISLAM


Dalam sejarah Islam, dakwah bukan hanya soal ceramah atau khutbah. Dakwah adalah proyek besar perubahan peradaban, dan salah satu penopangnya yang utama adalah wakaf. Ia bukan sekadar amal jariah, tapi sistem ekonomi sosial Islam yang menopang peradaban dan dakwah sepanjang zaman.


1. Wakaf dalam Al-Qur’an dan Sunnah

a. Dalil Al-Qur’an tentang Infaq dan Sedekah Abadi

Allah berfirman:

> "مَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ، فِي كُلِّ سُنبُلَةٍۢ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَـٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٲسِعٌ عَلِيمٌ"



> “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tangkai seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki.”
— (QS. Al-Baqarah: 261)



Ayat ini digunakan oleh para ulama sebagai landasan nilai dasar wakaf, yakni amal yang terus berbuah, walau pelakunya telah tiada.

b. Hadis Shahih tentang Sedekah Jariyah

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "إِذَا مَاتَ الإِنسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ، أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ"


“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.”
— (HR. Muslim, no. 1631)



Sedekah jariyah di sini mencakup wakaf, karena wakaf bersifat terus-menerus menghasilkan manfaat.

c. Riwayat Sahabat: Wakaf Pertama dalam Islam

Dari Ibnu Umar RA:

> "أَنَّ عُمَرَ أَصَابَ أَرْضًا بِخَيْبَرَ، فَأَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَصَبْتُ أَرْضًا بِخَيْبَرَ لَمْ أُصِبْ مَالًا قَطُّ أَنْفَسَ مِنْهُ، فَمَا تَأْمُرُنِي بِهِ؟ قَالَ: إِنْ شِئْتَ حَبَسْتَ أَصْلَهَا وَتَصَدَّقْتَ بِهَا"

 “Umar mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, lalu ia berkata kepada Rasulullah SAW: Wahai Rasulullah, aku mendapat tanah yang lebih baik daripada semua harta yang pernah aku miliki. Apa yang harus aku lakukan dengannya? Nabi bersabda: Jika engkau mau, tahan pokoknya dan sedekahkan hasilnya.”
— (HR. Bukhari no. 2737, Muslim no. 1632)

Inilah dasar akad wakaf: حبس الأصل وتسبيل المنفعة — menahan pokoknya dan memberikan manfaatnya untuk umum.


2. Wakaf: Strategi Dakwah Rasulullah SAW

Rasulullah SAW:

Mendirikan Masjid Nabawi di atas tanah wakaf

Memotivasi wakaf Sumur Ruma’ oleh Utsman bin Affan untuk kaum Muslimin

Memberikan contoh wakaf tanah, kebun, dan rumah demi kepentingan umat


Nabi tidak membangun Madinah hanya dengan kata-kata, tapi dengan fondasi ekonomi umat yang berbasis wakaf.

3. Wakaf dalam Peradaban Islam

a. Masa Dinasti Umayyah & Abbasiyah:

Wakaf digunakan untuk mendirikan madrasah, rumah sakit, dan baitul hikmah

Para ulama menerima gaji dari wakaf, bukan dari penguasa


b. Masa Dinasti Utsmaniyah:

Ada wakaf untuk anak yatim, janda, budak yang ingin merdeka, hingga binatang liar

Tersedia wakaf untuk pendanaan masjid, madrasah, bahkan peradilan


Contoh nyata:

Universitas Al-Qarawiyyin (Maroko) dan Universitas Al-Azhar (Mesir) tumbuh besar berkat wakaf yang berkelanjutan.



---

4. Wakaf Kontemporer: Instrumen Dakwah Masa Kini

Saat ini, wakaf bukan lagi hanya berupa tanah atau masjid. Ada bentuk-bentuk wakaf modern:

Wakaf uang/digital: untuk membiayai konten dakwah, website, podcast Islami

Wakaf pendidikan: membiayai pelatihan dai, beasiswa santri, atau sekolah Islam

Wakaf produktif: ruko, ladang, kendaraan operasional yang disewakan untuk hasil dakwah


> Dengan wakaf yang dikelola profesional, dakwah menjadi mandiri dari bantuan asing, bebas intervensi, dan berkelanjut.

Wakaf adalah strategi dakwah jangka panjang dan penopang peradaban Islam.
Umat Islam perlu kembali menyadari potensi besar wakaf bukan hanya sebagai amalan individual, tapi sebagai sistem ekonomi Islam yang kolektif dan strategis.

"Wakaf adalah jejak keabadian dalam amal. Ia membangun peradaban dari kesadaran, bukan dari kekuasaan."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forum DAWAI Gelar Halalbihalal: Satukan Semangat Dakwah Wasathiyah di Bekasi Timur

Bekasi, 4 Mei 2025 — Forum Dai Wasathiyah Indonesia (DAWAI) menyelenggarakan kegiatan halalbihalal berlokasi di area Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur. Acara ini menjadi momen penting untuk mempererat ukhuwah dan merawat semangat dakwah di tengah dinamika zaman yang terus berubah. Acara ini turut mengundang sejumlah tokoh penting sebagai bentuk dukungan dan pembinaan terhadap gerakan dakwah para dai muda. Hadir dalam kesempatan tersebut KH. Drs. Nur Rasyid, M.Pd.I., M.Si. selaku perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Bekasi Timur, para alumni senior Program Kaderisasi Ulama (PKU) MUI Kota Bekasi dari angkatan I hingga III, serta para dosen pembina PKU, seperti KH. Jamalullail, Lc. dan Dr. Sa’dullah, M.Si.. Kehadiran mereka memberikan warna tersendiri bagi Forum DAWAI—yang dibentuk oleh alumni PKU angkatan IV—dalam upaya memberikan arahan, masukan, dan semangat kepada para dai muda agar mampu menjadi pelanjut estafet dakwah di Kota Bekasi secara cerdas, konsisten, ...

OSIS SMPIT Thariq bin Ziyad dan Forum DAWAI Jatimulya, Bekasi Gelar Pelatihan Proposal dan Kemandirian Organisasi Pelajar

Bekasi, 16 Mei 2025 — Semangat kemandirian dan kepemimpinan mewarnai Aula SMPIT Thariq bin Ziyad Jatimulya, Bekasi, saat Forum DAWAI (Dai Wasathiyah Indonesia) bekerja sama dengan OSIS mengadakan pelatihan bertajuk "Merancang Kegiatan dan Membangun Kemandirian Pelajar". Pelatihan ini dihadiri langsung oleh Ketua Forum DAWAI, Dimas Fajri Adha, yang membawakan materi utama seputar penyusunan proposal kegiatan dan strategi membangun jejaring kerja sama (sponsorship edukatif). Dalam penyampaiannya, Dimas menjelaskan bahwa pembuatan proposal bukan sekadar kegiatan administratif, melainkan bagian dari proses pembelajaran menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan komunikatif. “Ini bukan tentang cari dana, tapi tentang menunjukkan bahwa kita punya rencana yang jelas, niat yang baik, dan kemampuan untuk mewujudkannya bersama,” ujar Dimas. Ia juga membagikan trik dan tips agar organisasi pelajar dapat berjalan efektif, yakni dengan komunikasi yang terbuka dan sikap profesi...

Ashabul Kahfi: Konteks Awal Kisah Tujuh Pemuda

Ashabul Kahfi: Konteks Awal Kisah Tujuh Pemuda 15 Apr 2023, 13:03 WIB Ketujuh pemuda dalam kisah Ashabul Kahfi hidup pada masa Kaisar Decius. Alquran mengandung kisah-kisah yang berhikmah besar. Di antaranya mengenai Para Penghuni Gua (Ashabul Kahfi), yang dinarasikan dalam Surah al-Kahf ayat 9–26. Walaupun firman Allah SWT itu tidak mencantumkan siapa nama mereka, di mana lokasi dan kapan peristiwa yang dimaksud, kisah tersebut benar-benar pernah terjadi. Kalangan sejarawan yang mengkajinya sering merujuk pada konteks sejarah penduduk Upsus (Ephesus). Ephesus merupakan nama kota kuno di pesisir Turki Barat—sekitar tiga kilometer Distrik Selçuk, Provinsi Izmir, Turki. Daerah yang diduga menjadi tempat tinggal Ashab al-Kahfi tidak hanya itu. Selain di sekitar Selçuk, ada pula Gua Eshab-ı Kehf, yang kini sebuah destinasi wisata di wilayah utara Kota Tarsus, Provinsi Mersin. Kemudian, Gua Eshab-ı Kehf Kulliye (Kompleks Utsmaniyyah-Islam) di Distrik Afsin, Provinsi Kahramanmaras. Pemerinta...