Langsung ke konten utama

Tiga Nasihat Penting

QS. Luqman Ayat 17 Dalam ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan tiga nasihat penting yang disampaikan oleh Luqman kepada anaknya  : 

ูŠَุง ุจُู†َูŠَّ ุฃَู‚ِู…ِ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูˆَุฃْู…ُุฑْ ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ ูˆَุงู†ْู‡َ ุนَู†ِ ุงู„ْู…ُู†ูƒَุฑِ ูˆَุงุตْุจِุฑْ ุนَู„َู‰ ู…َุง ุฃَุตَุงุจَูƒَ ุฅِู†َّ ุฐَู„ِูƒَ ู…ِู†ْ ุนَุฒْู…ِ ุงู„ْุฃُู…ُูˆุฑِ 

Hai anakku,  dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).“ (Luqman : 17) 

Tiga nasihat penting dalam ayat ini yaitu tentang mendirikan shalat, amar ma’ruf nahi mungkar, dan bersabar terhadap ujian yang menimpa seorang hamba. Baca Juga: Rahasia Syukur, Sabar, dan Istighfar

Nasihat 1: 

Mendirikan Shalat  Perintah pertama dalam ayat ini adalah mendirikan shalat : 

(ุฃَู‚ِู…ِ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ) 

“Dirikanlah  shalat!”.  


Maksudnya adalah seorang hamba harus mengerjakan ibadah shalat dengan benar-benar memperhatikan secara sempurna berbagai rukun, syarat, wajib, dan hal-hal penyempurna shalat. Hal ini mencakup baik dalam melaksanakan shalat wajib maupun shalat sunnah.   


Shalat merupakan tiang agama dan memiliki kedudukan yang agung dalam Islam. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

ุจُู†ِูŠَ ุงู„ْุฅِุณْู„َุงู…ُ ุนَู„َู‰ ุฎَู…ْุณٍ : ุดَู‡َุงุฏَุฉِ ุฃَู†ْ ู„َุง ุฅِู„ู‡َ ุฅِู„َّุง ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุฑَุณُูˆْู„ُ ุงู„ู„ู‡ِ ، ูˆَ ุฅِู‚َุงู…ِ ุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ، ูˆَ ุฅِูŠْุชَุงุกِ ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉِ ، ูˆَ ุญَุฌِّ ุงู„ْุจَูŠْุชِ ، ูˆَ ุตَูˆْู…ِ ุฑَู…َุถَุงู†َ 

“ Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan.” (HR Bukhari Muslim) 


Shalat adalah amal yang akan dihisab pertama kali di akhirat sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

 ุฅู†َّ ุฃَูˆَّู„َ ู…َุง ูŠُุญَุงุณَุจُ ุจِู‡ِ ุงู„ุนَุจْุฏُ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ู…ِู†ْ ุนَู…َู„ِู‡ِ ุตَู„ุงَุชُู‡ُ 


” Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya.” (HR Tirmidzi, hasan) Shalat adalah amal penghapus dosa-dosa :  


ุงู„ุตَّู„َูˆَุงุชِ ุงู„ْุฎَู…ْุณِ ، ูŠَู…ْุญُูˆ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจِู‡َุง ุงู„ْุฎَุทَุงูŠَุง  

“ Shalat lima waktu, dengannya Allah akan menghapuskan dosa-dosa.” (HR. Bukhari dan Muslim) 


Shalat adalah Syariat Para Nabi Terdahulu Shalat juga merupakan syariat para nabi dan rasul dari dahulu, di antaranya : 


Nabi Ibrahim ‘alaihis salam berdoa kepada Allah : 

ุฑَุจِّ ุงุฌْุนَู„ْู†ِูŠ ู…ُู‚ِูŠู…َ ุงู„ุตَّู„ุงَุฉِ ูˆَู…ِู† ุฐُุฑِّูŠَّุชِูŠ ุฑَุจَّู†َุง ูˆَุชَู‚َุจَّู„ْ ุฏُุนَุงุก 

“ Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku  “ (Ibrahim : 40) 


Allah juga memerintahkan kepada Musa ‘alaihis salam :

 ุฅِู†َّู†ِูŠ ุฃَู†َุง ุงู„ู„َّู‡ُ ู„َุง ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ุฃَู†َุง ูَุงุนْุจُุฏْู†ِูŠ ูˆَุฃَู‚ِู…ِ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ู„ِุฐِูƒْุฑِูŠ 

“ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. “ (Thaha:14) 


Nabi ‘Isa ‘alaihis salam berkata :

 ูˆَุฌَุนَู„َู†ِูŠ ู…ُุจَุงุฑَูƒุงً ุฃَูŠْู†َ ู…َุง ูƒُู†ุชُ ูˆَุฃَูˆْุตَุงู†ِูŠ ุจِุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ูˆَุงู„ุฒَّูƒَุงุฉِ ู…َุง ุฏُู…ْุชُ ุญَูŠّุงً 


“ dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. “ (Maryam :31) 


Keutamaan shalat tidak terhitung jumlahnya. Terdapat pula banyak ayat dan hadits yang memerintahkannya. Wasiat tentang shalat sangatlah banyak dan beragam. Begitu pula berbagai ancaman bagi yang meninggalkannya. Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk memperhatikan anaknya tentang masalah shalat ini, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Luqman dan Allah abadikan dalam Al Qur’an agar bisa diambil pelajaran bagi umat manusia.

Nasihat 2: 

Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Perintah kedua dalam ayat ini adalah : 


(ูˆَุฃْู…ُุฑْ ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ ูˆَุงู†ْู‡َ ุนَู†ِ ุงู„ْู…ُู†ูƒَุฑِ ) 


“ dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar ” Yang dimaksud perkara ma’ruf adalah segala sesuatu yang diperintahkan oleh syariat, baik itu berkaitan hak Allah ataupun hak hamba. Sedangkan yang dimaksud perkara yang mungkar adalah segala sesuatu yang diingkari dan dilarang oleh syariat baik yang berkaitan dengan hak Allah maupun hak hamba. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah tidak lain adalah untuk amar ma’ruf nahi mungkar. Rasul diutus untuk memerintahkan tauhid dan melarang dari syirik. Tidak diragukan lagi bahwa perkara ma’ruf yang paling agung adalah tauhid, dan kemungkaran yang paling jelek adalah kesyirikan kepada Allah.  


Allah Ta’ala berfirman :  


ูˆَู„َู‚َุฏْ ุจَุนَุซْู†َุง ูِูŠ ูƒُู„ِّ ุฃُู…َّุฉٍ ุฑَّุณُูˆู„ุงً ุฃَู†ِ ุงุนْุจُุฏُูˆุงْ ุงู„ู„ّู‡َ ูˆَุงุฌْุชَู†ِุจُูˆุงْ ุงู„ุทَّุงุบُูˆุชَ 

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 

“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” “ ( An Nahl : 36) 


ูˆَู…َุง ุฃَุฑْุณَู„ْู†َุง ู…ِู† ู‚َุจْู„ِูƒَ ู…ِู† ุฑَّุณُูˆู„ٍ ุฅِู„َّุง ู†ُูˆุญِูŠ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ุฃَู†َّู‡ُ ู„َุง ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ุฃَู†َุง ูَุงุนْุจُุฏُูˆู†ِ 

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku“ (Al Anbiya’:25) 


Nasihat 3: 

Bersabar Perintah selanjutnya adalah :  (ูˆَุงุตْุจِุฑْ ุนَู„َู‰ ู…َุง ุฃَุตَุงุจَูƒَ)  
“dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.” 

Penyebutan perintah sabar setelah perintah amar ma’ruf nahi mungkar sangatlah tepat dan sesuai, karena umumnya orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar mendapatkan bahaya atau hal-hal yang tidak disukai. Boleh jadi mendapat celaan, ancaman, kekerasan fisik, dan perkara lain yang tidak disukai. Oleh karena itu diperlukan kesabaran dalam menghadapinya.  


Yang semisal dengan makna ayat ini adalah firman Allah dalam surat Al ‘Ashr : 


 ูˆَุงู„ْุนَุตْุฑِ (1) ุฅِู†َّ ุงู„ْุฅِู†ْุณَุงู†َ ู„َูِูŠ ุฎُุณْุฑٍ (2) ุฅِู„َّุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขَู…َู†ُูˆุง ูˆَุนَู…ِู„ُูˆุง ุงู„ุตَّุงู„ِุญَุงุชِ ูˆَุชَูˆَุงุตَูˆْุง ุจِุงู„ْุญَู‚ِّ ูˆَุชَูˆَุงุตَูˆْุง ุจِุงู„ุตَّุจْุฑِ 

“ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” ( Al ‘Ashr: 1-3). 


Menasehati untuk melaksanakan kebenaran seringkali diiringi dengan berbagai ujian dan cobaan sehingga perlu adanya nasehat tentang kesabaran dalam menghadapainya.  


Tiga nasihat di atas adalah tiga nasihat yang sangat penting. Oleh karena itu di akhir ayat Allah menekankan hal ini dengan menyebutkan :


 ุฅِู†َّ ุฐَู„ِูƒَ ู…ِู†ْ ุนَุฒْู…ِ ุงู„ْุฃُู…ُูˆุฑِ 

“ Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).“   

Semoga kita dimudahkan untuk bisa mengambil pelajaran dari nasehat Luqman dalam ayat di atas dan kemudian mengamalkannya. Wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhmmad. 


Penulis : Adika Mianoki Artikel: Muslim.or.id 

Referensi : 

Tafsiir Al Qur’an Al ‘Adzim Surat Luqman karya Imam Ibnu Katsir rahimaullah   

Taisiir Al Kariimi Ar Rahman 

Surat Luqman karya Sayaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah . 

Tafsiir Al Qur’an Al Kariim Surat Luqman, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah . 

At Tashiil li Ta’wiil at Tanziil Surat Luqman karya Syaikh Musthofa al ‘Adawiy hafidzahullah


Sumber: https://muslim.or.id/54945-wasiat-luqman-bag-6-tiga-nasihat-penting.html
Copyright: Muslim.or.id



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Life's Too Short to Worry So Much

Life’s Too Short to Worry So Much: Inspirasi untuk Jiwa yang Terlalu Sibuk Cemas Oleh : Dimas Fajri Adha, SE. Kita hidup di zaman yang menuntut banyak hal: performa tinggi, stabilitas finansial, relasi yang ideal. Akibatnya, banyak dari kita terjebak dalam overthinking. Kita takut gagal, takut miskin, takut ditinggal, takut tidak mencapai ekspektasi dunia. Tapi, pertanyaannya: apakah hidup ini memang untuk dicemaskan? Ataukah untuk dijalani dengan tenang dan iman yang matang? Hidup ini terlalu singkat untuk kita habiskan dalam bayang-bayang kecemasan. Dunia ini bukan untuk dimiliki, tapi untuk dilalui—dengan sabar dan syukur. 1. Perspektif Ilmiah: Kecemasan dan Kerusakan Sistemik Studi dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa stres kronis dapat merusak sistem imun, mempercepat penuaan sel, dan menjadi penyebab utama penyakit jantung, tekanan darah tinggi, bahkan depresi. Dalam bahasa ringkas: terlalu banyak cemas membuat kita “mati lebih cepat” secara fisik dan psikis....

Forum DAWAI Gelar Halalbihalal: Satukan Semangat Dakwah Wasathiyah di Bekasi Timur

Bekasi, 4 Mei 2025 — Forum Dai Wasathiyah Indonesia (DAWAI) menyelenggarakan kegiatan halalbihalal berlokasi di area Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur. Acara ini menjadi momen penting untuk mempererat ukhuwah dan merawat semangat dakwah di tengah dinamika zaman yang terus berubah. Acara ini turut mengundang sejumlah tokoh penting sebagai bentuk dukungan dan pembinaan terhadap gerakan dakwah para dai muda. Hadir dalam kesempatan tersebut KH. Drs. Nur Rasyid, M.Pd.I., M.Si. selaku perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Bekasi Timur, para alumni senior Program Kaderisasi Ulama (PKU) MUI Kota Bekasi dari angkatan I hingga III, serta para dosen pembina PKU, seperti KH. Jamalullail, Lc. dan Dr. Sa’dullah, M.Si.. Kehadiran mereka memberikan warna tersendiri bagi Forum DAWAI—yang dibentuk oleh alumni PKU angkatan IV—dalam upaya memberikan arahan, masukan, dan semangat kepada para dai muda agar mampu menjadi pelanjut estafet dakwah di Kota Bekasi secara cerdas, konsisten, ...

DASAR-DASAR MANTIQ (Logika Dasar dalam Islam)

Level Pemula: Untuk Dakwah dan Tadabbur 1. Apa Itu Mantiq? Definisi: Mantiq secara bahasa berarti “ucapan yang runtut.” Secara istilah, mantiq adalah ilmu yang mempelajari cara berpikir yang benar agar terhindar dari kesalahan dalam memahami atau menyimpulkan sesuatu. Dalil Indikatif: > “Afala ta'qilun?” – (Apakah kalian tidak berpikir?) – (QS. Al-Baqarah: 44, dan banyak lainnya) → Al-Qur’an mendorong penggunaan akal yang benar. Ungkapan "afalฤ ta‘qilลซn" (ุฃَูَู„َุง ุชَุนْู‚ِู„ُูˆู†َ) yang bermakna "maka apakah kalian tidak menggunakan akal?" adalah ungkapan Al-Qur’an yang sering diulang dalam konteks seruan untuk berpikir, merenung, dan menggunakan akal sehat. Dalil dan Referensinya Frasa "ุฃَูَู„َุง ุชَุนْู‚ِู„ُูˆู†َ" muncul dalam banyak ayat, di antaranya: 1. Surah Al-Baqarah ayat 44 > ุฃَุชَุฃْู…ُุฑُูˆู†َ ูฑู„ู†َّุงุณَ ุจِูฑู„ْุจِุฑِّ ูˆَุชَู†ุณَูˆْู†َ ุฃَู†ูُุณَูƒُู…ْ ูˆَุฃَู†ุชُู…ْ ุชَุชْู„ُูˆู†َ ูฑู„ْูƒِุชَู€ٰุจَ ۚ ุฃَูَู„َุง ุชَุนْู‚ِู„ُูˆู†َ > “Mengapa kamu menyuruh orang lain berbuat kebajikan, sedangka...